Senin, 21 April 2014

Banda aceh yang dulu bernama kuta raja. Zaman dahulu kala, pusatnya rempah ladang. Lokasi perdagangan, wilayah kesultanan, melawan penjajahan.

Jalinan relasi terjalin serasi hingga ke negeri Turky usmani. Lautan diarungi. Untuk bersilaturrahmi dengan satu tujuan, jalankan visi misi, mempererat hubungan.

Kotaku terkenal sampai internasional. Penduduk nasional dengan penuh tradisi. Dari pasi ulee lheu kita bergerak ke lampuuk. Minum air kelapa muda dengan ikan bakar lele. Di pasir kita bermain sepak bola macam pele. Apa saja bisa kau dapatkan dikotaku. Kedah, batoh, lampaseh, punge, lampineung, lampulo, nesu.

Sejarah menakjubkan tak mengambang tak mengapung, itu PLTD Apung. Kota tua masih ramai dalam urusan dagang, pasar aceh penayong. Andalan warung kopi, sanger dingin, kopi pancung.

Banda aceh, serambi mekkah rencong jadi ciri khas. Banda aceh ibu kota jadi provinsi. Jalan-jalan lewat peniti, kita bertemu dengan monumen putroe phang. Kotaku masih berkembang. Ayo saudara mari kita berjabat tangan.
Khusus areal Banda aceh. Kesenjangan sosial rata-rata minimal sangat baik. Dari Hermes palace mall sampai pantai punya nama lhoknga, lampuuk, ujong bate, tak perlu kusebut nama satu persatu, welocme to kota Banda aceh.
Kotaku, Banda acehku seakan menyatu, dalam darahku, megah kotaku, indah lautku, manis senyumku, indahnya alunan rumput dan pematang, bagai sambutan untuk bule yang datang.

Monumen pesawat nomor 1 negaraku, berdiri kokoh dilapangan blang padang. Museum tsunami megah, sebagai kenangan. Karna sejarah takkan pernah terlupakan.

Hormati, saling hormati. Seperti kisah dimanaku berdomisili, bagaimana cara pribumi melambungkan tanah kelahiran yang dicintai. Putih sejahtera damai itu indah. Sultan Iskandar Muda. Titik temu bandara sampai kelandasan, terus berjalan sampai perempatan simpang surabaya. Perjalanan belum berakhir sampai mata tertutup.

                                                     "WELCOME TO BANDA ACEH"
Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.